Jumat, 28 Mei 2010

berhutang Tidak Selalu Buruk

3000 tahun lalu, kaum terapung dari negeri Cina kuno tinggal di atas rumah-rumah di atas air. Mereka makan malam di udara terbuka.

Setiap keluarga tinggal di atas panggung di sebuah teluk. Ketika seorang anak lelaki sudah tumbuh dewasa, dia akan berdiri di tepi panggungnya dan memanggil. Gadis yang dicintainya akan memanggilnya kembali. Lalu pemuda itu akan membangun sebuah jembatan dari panggungnya menuju panggung si gadis.

Jika keluarga si pemuda menyukai si gadis, mereka akan membantu membangun jembatan itu. Kedua rumah mereka akan digabungkan dan kedua keluarga akan menjadi satu.

Pada suatu hari, seorang pemuda terapung mendengar bisikan dari atas cakrawala. Bisikan itu datang dari seorang gadis yang tinggal nun jauh di sana. Mereka saling memanggil dalam kurun waktu yang lama. Mereka memutuskan untuk menikah.

Keluarga si pemuda bilang tidak. Gadis itu berasal dari kalangan yang berbeda dan terlalu jauh. Tapi si pemuda bersikeras. Ia mulai membangun jembatan menuju cakrawala. Ia menggali dalam ke dasar laut untuk membangun fondasi yang kuat.

Keluarganya tidak membantu. Kata mereka, tradisi menikahi tetangga memberikan kekuatan pada komunitas mereka.
Mereka menamakan jembatan si pemuda “Jembatan Bisikan“. Mereka menyuruhnya berhenti membangunnya. Namun si Pemuda tidak peduli. Ia membangun jembatan itu selama delapan tahun.

Ketika jembatan selesai, ia bertemu dengan gadis yang berbisik dari cakrawala. Mereka pun menikah di atas jembatan istimewa itu.

Tahun berikutnya, badai besar datang menghantam. Badai itu memusnahkan rumah panggung kaum terapung.

Namun jembatan bisikan itu tetap tegar !

Dan begitulah pula dengan kita. Benda yang membutuhkan waktu lama untuk membangunnya akan membutuhkan waktu lama pula untuk memusnahkannya.

Melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan itu memang sulit. Tapi setelah ia tuntas, maka tidak bisa lagi dibuyarkan. Untuk memastikan agar tradisi lama tetap bisa mempertahankan kekuatannya, maka ubahlah.
(Mutiara Kebijakan Timur, oleh C.F. Wong)

Kunci-Kunci Sukses

Bagi saya, cerita di atas sangat mengesankan. Maknanya sangat dalam. Dalam cerita itu, andapun dapat menangkap makna-makna yang luar biasa.

Bagi anda yang menginginkan kesuksesan bisnis, maka cerita jembatan cina kuno itu, harusnya memberi anda inspirasi dan semangat. Dalam cerita itu, terkandung kunci-kunci sukses yang abadi.

Kunci-kunci itu tak terbantahkan. Ia telah berulang kali digunakan oleh semua (semua!) orang sukses. Tak peduli orang-orang sukses tersebut tadinya miskin, cacat, didiskriminasi, bodoh, mau bunuh diri, atau bagaimana pun.

Kunci-kunci itu telah menolong mereka. Kunci-kunci yang sama akan terus menolong siapa saja yang benar-benar ingin sukses.

Apa saja kunci-kunci sukses dalam cerita itu? Saya menemukan ada tiga yang utama:

1. Tujuan yang jelas.
2. Berani merubah tradisi
3. Kesabaran tiada akhir.

1. Tujuan yang jelas.

Tujuan sang pemuda jelas. Ia harus menghubungkan rumahnya dengan rumah gadis idamannya dengan sebuah jembatan.

Sang pemuda tahu, jembatan itu panjang. Maka ia membangun jembatan yang sangat kuat. Karenanya, jembatan itu harus dibangun dengan fondasi yang sangat dalam ke dasar laut. Perhitungan tepat. Jembatan itu tahan dihantam badai.

Tujuan jelas sangat penting dalam bisnis. Inilah awal semua cerita bisnis. Apakah tujuan anda berbisnis? Apakah uang dan kekayaan melimpah? Atau Kedudukan terhormat? Popularitas? Atau pembuktian diri? Atau apa?

Saya menawarkan, buatlah tujuan bisnis anda adalah : Memberi manfaat besar bagi sesama dengan menggunakan kekayaan berlimpah. Jadi, berbisnis itu memang untuk kaya. Punya uang dan kekayaan melimpah. Tapi uang dan kekayaan itu hanya alat. Alat untuk memberi manfaat untuk sesame.

Jadi, buat penghasilan anda Rp. 5 milyar per bulan. Maka anda dapat membangun rumah sakit gratis, sekolah gratis, beasiswa, investasi bisnis kecil, dan sebagainya. Pokoke tujuan anda adalah memberi manfaat bagi sesama. Dengan begitu hidup anda akan tenang dan bahagia.

Otak anda akan bekerja sesuai tujuan anda. Bila tujuan anda Rp. 100 juta, maka otak anda akan bekerja di tingkat Rp. 100 juta itu. Coba tetapkan tujuan Rp. 1 juta, maka otak anda akan bekerja sepersepuluhnya. Karenanya, tetapkan tujuan bisnis tinggi. Dengan itu, otak dan tindakan anda akan mengikuti.

Setelah menetapkan tujuan, berhati-hatilah pada pada Pencuri Mimpi. Pencuri Mimpi adalah orang-orang yang berusaha mencuri tujuan anda. Mereka menghalangi anda. Mereka melemahkan semangat anda. Mereka mengatakan masalah dan resiko yang akan anda hadapi. Mereka juga memberi gambaran kegagalan anda.

Bila anda menuruti kata mereka, saya pastikan anda akan berhenti. Sang pemuda Cina akan berhenti membangun jembatan ketika ia mendengar kata-kata keluarganya untuk berhenti dan hanya mencari istri dari tetangganya saja. Keluarga sang pemuda telah berusaha menjadi pencuri mimpi. Untung sang pemuda tak mendengarkannya.

Pernahkan anda ingin kenalan dengan gadis/pria yang menarik bagi anda? Begitu anda mau bergerak, anda mendengar suara-suara negatif di benak anda. Anda ikuti suara negatif itu. Anda pasti berhenti bergerak.

Anda paling-paling cuma memandangnya dari kejauhan. Anda bayangkan betapa enaknya bisa kenalan. Tapi anda masih tidak bergerak. Tapi begitu anda berpikir : “Saya akan mengenalnya. Apapun yang terjadi. Malu, malu dah.“ Jreng anda pun bertindak.

2. Berani Merubah Tradisi

Sang pemuda Cina hidup dalam suatu tradisi. Menikah dengan tetangga. Tapi ia tidak mau menerima tradisi itu. Ia merubahnya. Ia menginginkan sesuatu yang tidak biasa.

Karena itu, ia jadi orang luar biasa. Meski untuk itu, ia harus membayar harganya. Tidak didukung keluarga dalam kerja besarnya.

Dalam hidup banyak tradisi. Misalnya sekolah tinggi, dapat kerja bagus. Banyak orang yang ingin bisnis tapi tidak berani merubah tradisi itu. Akhirnya keingingan itu terpendam dan hilang. Mereka menyerah pada tradisi. Mereka memilih jadi orang biasa-biasa saja.

Pilihannya ada pada anda. Apakah anda benar-benar mau mencapai tujuan anda di atas. Bila benar-benar mau, maka anda harus membayar harganya.

Harga tujuan mengikuti tujuannya. Bila tujuan anda rendah, maka harganya juga rendah. Bila tujuan anda tinggi, maka harganya juga tinggi.

Bila anda ingin pendapatan Rp.100 juta per bulan, anda tidak mungkin mendapatkannya dengan menjadi karyawan. Anda harus berbisnis. Meski dengan begitu anda harus berjuang merubah banyak tradisi. Terutama tradisi dalam pikiran anda sendiri.

Dalam diri setiap manusia, ada hambatan mental. Apakah bentuknya keraguan, ketakutan, kurang percaya diri, dan sebagainya. Ketika hambatan mental ini muncul, maka anda pasti jadi orang yang kendur semangat dan takut menghadapi resiko. Anda cenderung mundur ke belakang.

Untuk mengatasi masalah ini, anda harus fokus pada tujuan anda. cara praktis, anda teriakkan tujuan anda berulang kali. Sang pemuda Cina pun begitu. Keraguan dan ketakutan menghampirinya. Tapi ia fokus pada tujuannya. Keinginannya menikah dengan gadis pujaan, membakar lagi semangatnya.

Cara kedua, ingatlah bila anda menyerah anda harus memulai berjuang dari awal. Itu kondisi yang lebih buruk daripada meneruskan perjuangan.

Cara ketiga, ingatlah bahwa semua hal buruk itu pasti berlalu. Betapa susahnya pun anda sekarang, semua kesusahan itu akan berlalu. Anda akan mengenang kesusahan itu sebagai hal yang indah.

Cara keempat, berkumpullah dengan orang-orang yang sudah sukses mengatasi hambatan mental dalam dirinya. Bergaul dengan orang yang pantang menyerah akan berpengaruh pada diri anda.

Cara kelima, bacalah kisah-kisah hidup orang-orang sukses. Pelajari apa sih rahasia mereka.

Cara keenam, lihat sekeliling anda. Cari orang-orang gagal. Perhatikan hidup mereka yang menderita. Ingatlah bila anda tidak mau menderita seperti mereka, anda harus berbuat yang berbeda dengan mereka.

3. Kesabaran Tiada Akhir.
Sang Pemuda membangun jembatannya selama 8 tahun. Itu berarti ia bekerja keras selama itu. Ia juga harus mengatasi keluarganya yang merintangi. Dan yang terpenting, ia harus mengatasi keraguan dalam dirinya sendiri.

Sang pemuda Cina sukses. Kesuksesan yang ia raih karena ia BERSABAR TIADA AKHIR.

Ia sabar bekerja. Ia sabar menahan rintangan orang tua. Ia sabar mengatasi masalah-masalah teknis pembangunan jembatan. Ia sabar menanti kekasihnya. Sang kekasih pun sabar menantinya. Apa yang terjadi bila sang pemuda tidak sabar? Ia akan mengubur tujuannya!!! Ia akan mencari gadis tetangga saja. Dengan begitu, ia hanya perlu membangun jembatan pendek. Itupun dibantu keluarganya.
Itulah yang terjadi dengan para pebisnis yang tidak sabar. Berbagai masalah yang ia hadapi membuatnya menyerah berusaha. Akhirnya ia kubur mimpinya.

Banyak orang yang telah mulai bisnis, lalu berhenti ketika masalah timbul. Ketika bisnisnya turun, keluarga tidak mendukung, bisnis banyak pesaing, konsumen mengeluh, suplayer curang, dan sebagainya mereka berhenti. Bukannya berpikir dan bertindak untuk mengatasinya. Duh,…

Saya punya seorang teman yang tidak sabaran. Bisnisnya terus berganti. Suatu kali ia buka konveksi. Eh, tiga bulan berikutnya, ia ganti bisnis jadi agen asuransi. Belum dua bulan, ia ganti lagi jadi bisnis aquarium. Tidak lama berselang, ia beralih ke bisnis multimedia.

Saya katakana padanya: “Bila anda tidak sabar dalam satu bidang bisnis, anda tidak akan sukses. Sabar dan atasi masalah”. Semoga saja ia melakukannya.

Bersabar memang berat. Tapi tidak bersabar, jauh lebih berat. Ketika anda berhenti berusaha mencapai tujuan anda, anda harus memulai lagi dari awal. Selain itu, makin sering anda berhenti berusaha mencapai tujuan, maka lama-lama tujuan anda akan turun.

Misalnya tujuan awal anda adalah Rp. 100 juta per bulan. Bisnis anda adalah voucher pulsa. Anda sudah berusaha tapi belum berhasil. Anda pun memutuskan berhenti. Nah, ketika anda akan berbisnis lagi, anda pasti menurunkan tujuan anda. “Sudah terbukti Rp. 100 juta tidak bisa dicapai. Karena itu tujuan saya sekarang adalah Rp. 50 juta.“

Duh,… satu kegagalan membuat tujuan turun 50%. Apalagi bila harus gagal seperti Thomas Alva Edison. Ia gagal 10.000 kali. Untungnya, Edison bersabar. Tujuannya tidak berubah. Ia harus menemukan logam yang tepat untuk bola lampunya.

Bersabar yang benar harus cerdas. Apa artinya? Bila satu cara untuk mencapai tujuan gagal, maka bersabarlah untuk melakuan cara lain yang berbeda. Bila anda masih berpikir dengan cara yang sama, maka pasti tindakannya juga sama. Bila tindakan anda sama, maka pasti hasilnya juga sama. Itulah sebabnya bersabar harus cerdas. Artinya terus berpikir cara-cara lain yang berbeda untuk mendapat hasil yang berbeda.

Disinilah letak penting kreatifitas dalam bersabar. Bila anda bersabar tapi tidak kreatif, maka anda akan seperti keledai yang jatuh berulang kali di lubang yang sama.

Anda akan gagal berulang kali, tapi anda tidak belajar dari kegagalan itu. Kegagalan anda jadi tidak ada artinya. Anda jadi benar-benar gagal. Orang sabar, harus cerdas. Jadilah kreatif.

Orang sabar dan kreatif akan mendapat hasil yang berbeda dari orang biasa. Bisnisnya akan berkembang lebih baik. Sabar membuat mereka tenang menghadapi masalah. Kreatif membuat mereka bisa terus menemukan solusi berbagai masalah yang terjadi.

Cara Menjadi Sukses

3000 tahun lalu, kaum terapung dari negeri Cina kuno tinggal di atas rumah-rumah di atas air. Mereka makan malam di udara terbuka.

Setiap keluarga tinggal di atas panggung di sebuah teluk. Ketika seorang anak lelaki sudah tumbuh dewasa, dia akan berdiri di tepi panggungnya dan memanggil. Gadis yang dicintainya akan memanggilnya kembali. Lalu pemuda itu akan membangun sebuah jembatan dari panggungnya menuju panggung si gadis.

Jika keluarga si pemuda menyukai si gadis, mereka akan membantu membangun jembatan itu. Kedua rumah mereka akan digabungkan dan kedua keluarga akan menjadi satu.

Pada suatu hari, seorang pemuda terapung mendengar bisikan dari atas cakrawala. Bisikan itu datang dari seorang gadis yang tinggal nun jauh di sana. Mereka saling memanggil dalam kurun waktu yang lama. Mereka memutuskan untuk menikah.

Keluarga si pemuda bilang tidak. Gadis itu berasal dari kalangan yang berbeda dan terlalu jauh. Tapi si pemuda bersikeras. Ia mulai membangun jembatan menuju cakrawala. Ia menggali dalam ke dasar laut untuk membangun fondasi yang kuat.

Keluarganya tidak membantu. Kata mereka, tradisi menikahi tetangga memberikan kekuatan pada komunitas mereka.
Mereka menamakan jembatan si pemuda “Jembatan Bisikan“. Mereka menyuruhnya berhenti membangunnya. Namun si Pemuda tidak peduli. Ia membangun jembatan itu selama delapan tahun.

Ketika jembatan selesai, ia bertemu dengan gadis yang berbisik dari cakrawala. Mereka pun menikah di atas jembatan istimewa itu.

Tahun berikutnya, badai besar datang menghantam. Badai itu memusnahkan rumah panggung kaum terapung.

Namun jembatan bisikan itu tetap tegar !

Dan begitulah pula dengan kita. Benda yang membutuhkan waktu lama untuk membangunnya akan membutuhkan waktu lama pula untuk memusnahkannya.

Melakukan sesuatu yang tidak dapat dilakukan itu memang sulit. Tapi setelah ia tuntas, maka tidak bisa lagi dibuyarkan. Untuk memastikan agar tradisi lama tetap bisa mempertahankan kekuatannya, maka ubahlah.
(Mutiara Kebijakan Timur, oleh C.F. Wong)

Kunci-Kunci Sukses

Bagi saya, cerita di atas sangat mengesankan. Maknanya sangat dalam. Dalam cerita itu, andapun dapat menangkap makna-makna yang luar biasa.

Bagi anda yang menginginkan kesuksesan bisnis, maka cerita jembatan cina kuno itu, harusnya memberi anda inspirasi dan semangat. Dalam cerita itu, terkandung kunci-kunci sukses yang abadi.

Kunci-kunci itu tak terbantahkan. Ia telah berulang kali digunakan oleh semua (semua!) orang sukses. Tak peduli orang-orang sukses tersebut tadinya miskin, cacat, didiskriminasi, bodoh, mau bunuh diri, atau bagaimana pun.

Kunci-kunci itu telah menolong mereka. Kunci-kunci yang sama akan terus menolong siapa saja yang benar-benar ingin sukses.

Apa saja kunci-kunci sukses dalam cerita itu? Saya menemukan ada tiga yang utama:

1. Tujuan yang jelas.
2. Berani merubah tradisi
3. Kesabaran tiada akhir.

1. Tujuan yang jelas.

Tujuan sang pemuda jelas. Ia harus menghubungkan rumahnya dengan rumah gadis idamannya dengan sebuah jembatan.

Sang pemuda tahu, jembatan itu panjang. Maka ia membangun jembatan yang sangat kuat. Karenanya, jembatan itu harus dibangun dengan fondasi yang sangat dalam ke dasar laut. Perhitungan tepat. Jembatan itu tahan dihantam badai.

Tujuan jelas sangat penting dalam bisnis. Inilah awal semua cerita bisnis. Apakah tujuan anda berbisnis? Apakah uang dan kekayaan melimpah? Atau Kedudukan terhormat? Popularitas? Atau pembuktian diri? Atau apa?

Saya menawarkan, buatlah tujuan bisnis anda adalah : Memberi manfaat besar bagi sesama dengan menggunakan kekayaan berlimpah. Jadi, berbisnis itu memang untuk kaya. Punya uang dan kekayaan melimpah. Tapi uang dan kekayaan itu hanya alat. Alat untuk memberi manfaat untuk sesame.

Jadi, buat penghasilan anda Rp. 5 milyar per bulan. Maka anda dapat membangun rumah sakit gratis, sekolah gratis, beasiswa, investasi bisnis kecil, dan sebagainya. Pokoke tujuan anda adalah memberi manfaat bagi sesama. Dengan begitu hidup anda akan tenang dan bahagia.

Otak anda akan bekerja sesuai tujuan anda. Bila tujuan anda Rp. 100 juta, maka otak anda akan bekerja di tingkat Rp. 100 juta itu. Coba tetapkan tujuan Rp. 1 juta, maka otak anda akan bekerja sepersepuluhnya. Karenanya, tetapkan tujuan bisnis tinggi. Dengan itu, otak dan tindakan anda akan mengikuti.

Setelah menetapkan tujuan, berhati-hatilah pada pada Pencuri Mimpi. Pencuri Mimpi adalah orang-orang yang berusaha mencuri tujuan anda. Mereka menghalangi anda. Mereka melemahkan semangat anda. Mereka mengatakan masalah dan resiko yang akan anda hadapi. Mereka juga memberi gambaran kegagalan anda.

Bila anda menuruti kata mereka, saya pastikan anda akan berhenti. Sang pemuda Cina akan berhenti membangun jembatan ketika ia mendengar kata-kata keluarganya untuk berhenti dan hanya mencari istri dari tetangganya saja. Keluarga sang pemuda telah berusaha menjadi pencuri mimpi. Untung sang pemuda tak mendengarkannya.

Pernahkan anda ingin kenalan dengan gadis/pria yang menarik bagi anda? Begitu anda mau bergerak, anda mendengar suara-suara negatif di benak anda. Anda ikuti suara negatif itu. Anda pasti berhenti bergerak.

Anda paling-paling cuma memandangnya dari kejauhan. Anda bayangkan betapa enaknya bisa kenalan. Tapi anda masih tidak bergerak. Tapi begitu anda berpikir : “Saya akan mengenalnya. Apapun yang terjadi. Malu, malu dah.“ Jreng anda pun bertindak.

2. Berani Merubah Tradisi

Sang pemuda Cina hidup dalam suatu tradisi. Menikah dengan tetangga. Tapi ia tidak mau menerima tradisi itu. Ia merubahnya. Ia menginginkan sesuatu yang tidak biasa.

Karena itu, ia jadi orang luar biasa. Meski untuk itu, ia harus membayar harganya. Tidak didukung keluarga dalam kerja besarnya.

Dalam hidup banyak tradisi. Misalnya sekolah tinggi, dapat kerja bagus. Banyak orang yang ingin bisnis tapi tidak berani merubah tradisi itu. Akhirnya keingingan itu terpendam dan hilang. Mereka menyerah pada tradisi. Mereka memilih jadi orang biasa-biasa saja.

Pilihannya ada pada anda. Apakah anda benar-benar mau mencapai tujuan anda di atas. Bila benar-benar mau, maka anda harus membayar harganya.

Harga tujuan mengikuti tujuannya. Bila tujuan anda rendah, maka harganya juga rendah. Bila tujuan anda tinggi, maka harganya juga tinggi.

Bila anda ingin pendapatan Rp.100 juta per bulan, anda tidak mungkin mendapatkannya dengan menjadi karyawan. Anda harus berbisnis. Meski dengan begitu anda harus berjuang merubah banyak tradisi. Terutama tradisi dalam pikiran anda sendiri.

Dalam diri setiap manusia, ada hambatan mental. Apakah bentuknya keraguan, ketakutan, kurang percaya diri, dan sebagainya. Ketika hambatan mental ini muncul, maka anda pasti jadi orang yang kendur semangat dan takut menghadapi resiko. Anda cenderung mundur ke belakang.

Untuk mengatasi masalah ini, anda harus fokus pada tujuan anda. cara praktis, anda teriakkan tujuan anda berulang kali. Sang pemuda Cina pun begitu. Keraguan dan ketakutan menghampirinya. Tapi ia fokus pada tujuannya. Keinginannya menikah dengan gadis pujaan, membakar lagi semangatnya.

Cara kedua, ingatlah bila anda menyerah anda harus memulai berjuang dari awal. Itu kondisi yang lebih buruk daripada meneruskan perjuangan.

Cara ketiga, ingatlah bahwa semua hal buruk itu pasti berlalu. Betapa susahnya pun anda sekarang, semua kesusahan itu akan berlalu. Anda akan mengenang kesusahan itu sebagai hal yang indah.

Cara keempat, berkumpullah dengan orang-orang yang sudah sukses mengatasi hambatan mental dalam dirinya. Bergaul dengan orang yang pantang menyerah akan berpengaruh pada diri anda.

Cara kelima, bacalah kisah-kisah hidup orang-orang sukses. Pelajari apa sih rahasia mereka.

Cara keenam, lihat sekeliling anda. Cari orang-orang gagal. Perhatikan hidup mereka yang menderita. Ingatlah bila anda tidak mau menderita seperti mereka, anda harus berbuat yang berbeda dengan mereka.

3. Kesabaran Tiada Akhir.
Sang Pemuda membangun jembatannya selama 8 tahun. Itu berarti ia bekerja keras selama itu. Ia juga harus mengatasi keluarganya yang merintangi. Dan yang terpenting, ia harus mengatasi keraguan dalam dirinya sendiri.

Sang pemuda Cina sukses. Kesuksesan yang ia raih karena ia BERSABAR TIADA AKHIR.

Ia sabar bekerja. Ia sabar menahan rintangan orang tua. Ia sabar mengatasi masalah-masalah teknis pembangunan jembatan. Ia sabar menanti kekasihnya. Sang kekasih pun sabar menantinya. Apa yang terjadi bila sang pemuda tidak sabar? Ia akan mengubur tujuannya!!! Ia akan mencari gadis tetangga saja. Dengan begitu, ia hanya perlu membangun jembatan pendek. Itupun dibantu keluarganya.
Itulah yang terjadi dengan para pebisnis yang tidak sabar. Berbagai masalah yang ia hadapi membuatnya menyerah berusaha. Akhirnya ia kubur mimpinya.

Banyak orang yang telah mulai bisnis, lalu berhenti ketika masalah timbul. Ketika bisnisnya turun, keluarga tidak mendukung, bisnis banyak pesaing, konsumen mengeluh, suplayer curang, dan sebagainya mereka berhenti. Bukannya berpikir dan bertindak untuk mengatasinya. Duh,…

Saya punya seorang teman yang tidak sabaran. Bisnisnya terus berganti. Suatu kali ia buka konveksi. Eh, tiga bulan berikutnya, ia ganti bisnis jadi agen asuransi. Belum dua bulan, ia ganti lagi jadi bisnis aquarium. Tidak lama berselang, ia beralih ke bisnis multimedia.

Saya katakana padanya: “Bila anda tidak sabar dalam satu bidang bisnis, anda tidak akan sukses. Sabar dan atasi masalah”. Semoga saja ia melakukannya.

Bersabar memang berat. Tapi tidak bersabar, jauh lebih berat. Ketika anda berhenti berusaha mencapai tujuan anda, anda harus memulai lagi dari awal. Selain itu, makin sering anda berhenti berusaha mencapai tujuan, maka lama-lama tujuan anda akan turun.

Misalnya tujuan awal anda adalah Rp. 100 juta per bulan. Bisnis anda adalah voucher pulsa. Anda sudah berusaha tapi belum berhasil. Anda pun memutuskan berhenti. Nah, ketika anda akan berbisnis lagi, anda pasti menurunkan tujuan anda. “Sudah terbukti Rp. 100 juta tidak bisa dicapai. Karena itu tujuan saya sekarang adalah Rp. 50 juta.“

Duh,… satu kegagalan membuat tujuan turun 50%. Apalagi bila harus gagal seperti Thomas Alva Edison. Ia gagal 10.000 kali. Untungnya, Edison bersabar. Tujuannya tidak berubah. Ia harus menemukan logam yang tepat untuk bola lampunya.

Bersabar yang benar harus cerdas. Apa artinya? Bila satu cara untuk mencapai tujuan gagal, maka bersabarlah untuk melakuan cara lain yang berbeda. Bila anda masih berpikir dengan cara yang sama, maka pasti tindakannya juga sama. Bila tindakan anda sama, maka pasti hasilnya juga sama. Itulah sebabnya bersabar harus cerdas. Artinya terus berpikir cara-cara lain yang berbeda untuk mendapat hasil yang berbeda.

Disinilah letak penting kreatifitas dalam bersabar. Bila anda bersabar tapi tidak kreatif, maka anda akan seperti keledai yang jatuh berulang kali di lubang yang sama.

Anda akan gagal berulang kali, tapi anda tidak belajar dari kegagalan itu. Kegagalan anda jadi tidak ada artinya. Anda jadi benar-benar gagal. Orang sabar, harus cerdas. Jadilah kreatif.

Orang sabar dan kreatif akan mendapat hasil yang berbeda dari orang biasa. Bisnisnya akan berkembang lebih baik. Sabar membuat mereka tenang menghadapi masalah. Kreatif membuat mereka bisa terus menemukan solusi berbagai masalah yang terjadi.

Cara menjadi Produktif

Pernahkah Anda merasa pada saat bekerja jarum jam sudah menunjukkan pukul 11 menjelang makan siang padahal Anda belum sempat menyelesaikan satu pekerjaan pun. Sibuk tapi rasanya pekerjaan tidak produktif? Satu hal yang harus disadari bahwa kesibukan tidak sama dengan menjadi produktif. Anda bisa saja menghabiskan sekian jam tanpa menghasilkan apa-apa. Sounds familiar? Ada beberapa prinsip yang sebaiknya Anda pertimbangkan dalam manajemen waktu sehingga Anda bisa bekerja efektif:

1. Menyusun Rencana

Ada ungkapan yang mengatakan ”If you fail to plan, you plan to fail”. Apabila Anda menjalani hari Anda tanpa ada gambaran apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, Anda akan menghabiskan sebagian besar waktu Anda bertanya ”Apa yang harus saya kerjakan sekarang ya?”. Rencana memberikan peta apa yang ada dihadapan Anda hari itu. Alokasikan sedikit waktu untuk menyusun rencana sehingga Anda bisa mengelompokkan tugas-tugas yang sesuai dan memberikan prioritas serta waktu pengerjaannya.

Susunlah rencana di pagi hari atau hari sebelumnya. Anda bisa mulai dari catatan kecil saja atau bahkan menyusunnya di kepala untuk sekedar memberikan sinyal kepada otak mengenai apa yang harus Anda selesaikan hari itu.

Gunakan strategi yang cerdas dalam menyusun rencana. Kapan biasanya Anda merasa energi Anda tinggi, baik mental maupun fisik? Buat saya biasanya waktu antara jam 10:00 sampai 12:00 adalah saat dimana saya sedang ”on fire”. Disaat itu saya manfaatkan untuk memulai atau menyelesaikan tugas-tugas dengan prioritas tinggi. Waktu yang tersisa biasanya saya gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dengan prioritas lebih rendah.

Rencana tidak bersifat kaku dan selalu terbuka untuk adjustment kapanpun. Jangan lupa untuk menyisipkan waktu untuk istirahat. Pada prinsipnya, Anda melakukan manajemen diri untuk Anda sendiri. Belajar mengelola waktu adalah latihan yang bagus untuk disiplin diri.

2. Fokus

Seringkali dalam bekerja kita membiarkan diri kita larut dalam beberapa pekerjaan sekaligus, istilahnya multi-tasking. Mungkin Anda mencoba menyenangkan boss Anda dengan mengiyakan semua permintaannya, tapi tanpa Anda sadari sebenarnya Anda justru membebani diri Anda dengan stress dan belum tentu juga apa yang Anda kerjaan akan berkualitas bagus.

Mengerjakan dua hal pada saat bersamaan bukan saja membagi perhatian Anda tetapi juga membuat Anda kurang fokus yang akibatnya butuh waktu lebih lama untuk menyelesaikan pekerjaan itu. Fokus dalam bekerja membuat kita lebih produktif dan mengurangi beban stress. Buat skala prioritas apabila Anda harus menyelesaikan beberapa pekerjaan dalam kurun waktu yang bersamaan.

3. Hindari Interupsi

Dua hal dalam dunia kerja sekarang ini yang menjadi sering menjadi sumber interupsi adalah: telepon dan email. Tentu saja interupsi ini tidak bisa dihindari tetapi gunakan keahlian Anda dalam manajemen diri untuk menanganinya:
  • Jawab telepon dari orang-orang yang berkepentingan saja pada saat Anda sedang fokus bekerja. Apabila Anda harus terpaksa menjawab, usahakan waktunya seminimal mungkin. Anda bisa menelepon balik ketika Anda sudah agak bebas.
  • Cek email disaat-saat tertentu saja. Okay, ini tentunya sangat berat. Anda bisa coba. Apabila tidak mungkin, usahakan untuk tidak menjawab semua email tiap kali itu datang. Jawablah email yang berkaitan dengan pekerjaan Anda saat itu dan hindari multi-tasking.
Manajemen diri erat kaitannya dengan bagaimana Anda mengatur waktu Anda sehari-hari. Jangan biarkan faktor-faktor eksternal mengganggu produktifitas Anda. Apabila Anda produktif bukan hanya Anda sendiri yang senang tapi juga boss Anda. Hidup Anda lebih mudah dan stress pun berkurang...

Cara Menyelesaikan Masalah

Dalam pengalaman saya bekerja dan berinteraksi dengan banyak orang, saya amati ada dua tipe orang dalam menghadapi masalah atau problem, baik di pekerjaan maupun kehidupan sosial. Dua tipe ini adalah reactive (bereaksi begitu masalah datang) dan receptive (mau menerima masalah).

Pendekatan Reactive

Mereka yang reactive biasanya melihat suatu masalah sebagai ancaman. Entah ancaman terhadap karirnya, bisnisnya, keluarganya, dan sebagainya. Dalam kelompok ini Anda mencari solusi terhadap masalah dengan menggunakan pendekatan logis dan tradisional. Ciri-cirinya:
  • Begitu masalah datang Anda cenderung segera mencari cara apapun untuk mengatasinya.
  • Masalah dilihat sebagai faktor penghambat perkembangan diri.
  • Anda akan segera menyusun strategi untuk menghadapi masalah
  • Karena masalah dilihat sebagai ancaman, dia akan mendominasi pikiran dan cenderung menyebabkan kecemasan dan stress.
Apabila Anda bekerja di perusahaan, barangkali Anda pernah diminta untuk memimpin suatu proyek dimana Anda bertanggung jawab untuk mencapai target tertentu. Disini Anda dihadapkan dengan situasi yang membutuhkan analisa, justifikasi, dan pemikiran logis dalan menghadapi tantangan atau masalah yang muncul. Anda akan berada dalam kondisi tertekan untuk memenuhi deadline. Bisa ditebak, Anda akan cenderung menggunakan pendekatan reaktif dalam menyelesaikan persoalan.

Pendekatan Receptive

Pendekatan ini biasanya dipraktekkan oleh mereka yang sudah menyadari bahwa masalah bukanlah ancaman tetapi justru konsekuensi yang timbul dari suatu kondisi yang kita ciptakan. Oleh karena itu kita mempunyai kekuatan untuk mengubah kondisi tersebut dari dalam diri sendiri. Anda mau menerima masalah dan pada saat yang sama membuat solusinya.Ciri-cirinya:

Ketika masalah datang, Anda mengenalinya dan menggunakan pendekatan:
  • Masalah merupakan kebalikan dari solusi. Ketika masalah muncul, Anda percaya saat itu juga bahwa solusinya sudah ada.
  • Anda fokus kepada solusi dari persoalan yang timbul, bukan pada penyebab dari masalah itu. Dengan demikian Anda mengambil alih kontrol dari dalam diri Anda sendiri, bukannya dikendalikan oleh keadaan di luar.
  • Masalah merupakan kesempatan untuk pengembangan diri. Anda melihatnya sebagai peluang untuk meciptakan realitas positif dalam hidup Anda.
Mau menerima masalah bukan berarti berdiam diri. Anda tidak ”kebakaran jenggot” tetapi mengenali masalah itu dengan tenang dan membuat diri Anda responsif terhadap semua yang Anda perlukan untuk mengundang solusi.

Contoh yang paling sederhana adalah ketika pasangan yang Anda cintai (misalnya istri, suami, atau pacar) sedang ngambek karena masalah sepele. Dengan pendekatan reactive, Anda hanya akan memperburuk keadaan dengan bertanya-tanya kenapa dia harus ngambek, menganalisa penyebabnya dan merasa kondisi ini akan mengancam keharmonisan hubungan Anda dengannya. Bukannya solusi yang didapat tetapi justru kecemasan dan kekhawatiran.

Dengan pendekatan receptive, Anda menerima dan menyadari bahwa pasangan Anda sedang marah. Anda fokuskan energi Anda untuk menciptakan kasih sayang yang pada dasarnya merupakan lawan dari kemarahan. Anda tidak larut terbawa suasana – mencoba mencari jawaban dari analisa kenapa dia jadi marah – tetapi mengambil alih kendali dari dalam diri sendiri, tetap berpikir tenang, dan menunjukan sikap positif dalam perilaku Anda. Anda akan rasakan bahwa berada dalam situasi ini justru membuat diri Anda berkembang. Anda membuat kualitas positif dari diri Anda muncul ke permukaan dan sudah menjadi hukum alam dengan bersikap seperti ini pasangan Anda niscaya akan berubah dari marah menjadi cinta.

Pendekatan receptive ini bisa Anda praktekkan di kehidupan bisnis, rumah tangga, dan sosial. Intinya Anda membangun keyakinan bahwa masalah tidaklah nyata sehingga Anda tidak merasa terbebani. Latih diri Anda untuk tidak reaktif ketika suatu masalah muncul. Fokuskan diri Anda pada lawan dari masalah, yaitu solusi, untuk menemukan kendali dan bukannya larut dalam masalah itu.

Jangan Malas!

Rasanya banyak diantara kita yang punya “penyakit” suka menunda-nunda pekerjaan. Penyakit ini, yang sebetulnya adalah kebiasaan, seringkali disebabkan karena kita malas mengerjakan sesuatu. Malas bangun dari tempat tidur, malas pergi olahraga, malas menyelesaikan tugas kantor, dll.

Menurut penelitian, kebiasaan malas merupakan penyakit mental yang timbul karena kita takut menghadapi konsekuensi masa depan. Yang dimaksud dengan masa depan ini bukan hanya satu atau dua tahun kedepan tetapi satu atau dua menit dari sekarang. Contohnya saja ketika Anda malas dari bangun, Anda akan berkata dalam hati: “Satu menit lagi saya akan bangun”, tetapi kenyataannya barangkali Anda akan berlama-lama di tempat tidur sampai akhirnya memang waktunya tiba untuk siap-siap pergi ke kantor.

Kebiasaan malas timbul karena kita cenderung mengaitkan masa depan dengan persepsi negatif. Anda menunda-nunda pekerjaan karena cenderung membayangkan setumpuk tugas yang harus dilakukan di kantor. Belum lagi berhubungan dengan orang-orang yang Anda tidak sukai, misalnya.

Sayangnya, menunda-nunda pekerjaan pada akhirnya akan mengundang stress karena mau tidak mau satu saat Anda harus mengerjakannya. Di waktu yang sama Anda juga mungkin punya banyak pekerjaan lain.

Dalam beberapa hal, Anda pun mungkin akan kehilangan momen untuk berkembang ketika Anda mengatakan “tidak” terhadap sebuah kesempatan –Anda malas bertindak karena bayangan negatif tentang hal-hal yang memberatkan didepan.

Di artikel ini saya ingin memberikan beberapa tips untuk mengatasi rasa malas. Tips ini bisa Anda praktekkan di tempat kerja ataupun lingkungan keluarga:

Ganti “Kapan Selesainya” dengan “Saya Mulai Sekarang”

Apabila Anda dihadapkan pada satu tugas besar atau proyek, Anda sebaiknya JANGAN berpikir mengenai rumitnya tugas tersebut dan membayangkan kapan bisa diselesaikan. Sebaliknya, fokuslah pada pikiran positif dengan membagi tugas besar tersebut menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan menyelesaikannya satu demi satu.

Katakan setiap kali Anda bekerja: “Saya mulai sekarang”.
Cara pandang ini akan menghindarkan Anda dari perasaan terbebani, stress, dan kesulitan. Anda membuat sederhana tugas didepan Anda dengan bertindak positif. Fokus Anda hanya pada satu hal pada satu waktu, bukan banyak hal pada saat yang sama.

Ganti “Saya Harus” dengan “Saya Ingin”

Berpikir bahwa Anda harus mengerjakan sesuatu secara otomatis akan mengundang perasaan terbebani dan Anda menjadi malas mengerjakannya. Anda akan mencari seribu alasan untuk menghindari tugas tersebut.

Satu tip yang bisa Anda gunakan adalah mengganti “saya harus mengerjakannya” dengan “saya ingin mengerjakannya”. Cara pikir seperti ini akan menghilangkan mental blok dengan menerima bahwa Anda tidak harus melakukan pekerjaan yang Anda tidak mau.

Anda mau mengerjakan tugas karena memang Anda ingin mengerjakannya, bukan karena paksaan pihak lain. Anda selalu punya pilihan dalam kehidupan ini. Tentunya pilihan Anda sebaiknya dibuat dengan sadar dan tidak merugikan orang lain. Intinya adalah tidak ada seorang pun di dunia ini yang memaksa Anda melakukan apa saja yang Anda tidak mau lakukan.

Anda Bukan Manusia Sempurna

Berpikir bahwa Anda harus menyelesaikan pekerjaan sesempurna mungkin akan membawa Anda dalam kondisi mental tertekan. Akibatnya Anda mungkin akan malas memulainya. Anda harus bisa menerima bahwa Anda pun bisa berbuat salah dan tidak semua harus sempurna.

Dalam konteks pekerjaan, Anda punya kesempatan untuk melakukan perbaikan berulang kali. Anda selalu bisa negosiasi dengan boss Anda untuk meminta waktu tambahan dengan alasan yang masuk akal. Mulai pekerjaan dari hal yang kecil dan sederhana, kemudian tingkatkan seiring dengan waktu. Berpikir bahwa pekerjaan harus diselesaikan secara sempurna akan membuat Anda memandang pekerjaan tersebut dari hal yang besar dan rumit.

Saya harap tulisan ini berguna. Kemalasan merupakan sesuatu yang normal dalam hidup Anda. Karena dia normal maka dia pun bisa diatasi. Tiga tips diatas bisa menjadi awal untuk berpikir dan bertindak berbeda dari biasanya sehingga Anda tidak menyia-nyiakan kesempatan yang datang hanya karena malas mengerjakannya.

Mengatasi Masalah Berat Badan

Setiap orang pastinya ingin punya berat badan ideal untuk menunjang penampilannya. Sayangnya gaya hidup modern membuat kebanyakan dari kita menjadi overweight (kelebihan berat badan) karena makan terlalu banyak, kurang olahraga, stress di kantor dan sebagainya. Untuk memperoleh berat badan ideal sebetulnya rumusnya sederhana: jumlah kalori yang masuk = jumlah kalori yang keluar.

Kalori berhubungan dengan energi panas yang dihasilkan oleh tubuh melalui makanan yang masuk. Pada orang yang kelebihan berat badan, jumlah makanan yang masuk jauh melebihi jumlah kalori yang dikeluarkan. Tubuh manusia mempunyai mekanisme sendiri untuk membakar kalori secara alamiah melalui kerja organ-organ tubuh seperti jantung yang memompa darah, paru-paru yang mengalirkan udara ke pembuluh darah, dan lain-lain. Kalori yang tidak habis dibakar ini apabila tidak digunakan untuk aktifitas akan menimbun menjadi lemak yang apabila terjadi terus menerus akan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas.

Olahraga atau latihan kebugaran adalah cara efektif untuk mengurangi berat badan. Dengan berolahraga kita menaikkan tingkat konsumsi energi yang tersimpan di tubuh melalui aktifitas-aktifitas. Keringat yang dihasilkan tidak hanya melepas zat-zat beracun dari tubuh tapi juga mengkonsumsi lebih banyak lagi energi pada saat kita cooling down.

Idealnya kita punya alokasi waktu untuk olahraga secara rutin. Pergi ke pusat kebugaran bisa jadi cara paling ideal untuk ”memaksa” kita berolahraga. Memasang treadmill atau alat jogging di rumah bisa juga adi alternatif buat mereka yang enggan pergi keluar. Pertanyaan yang sering kita dengar: kok susah sekali memulainya? Cara yang paling efektif adalah dengan membiasakan diri bergerak. Sebaiknya hindari kebiasaan berlama-lama duduk, meskipun itu ditempat kerja, dan mulailah dari aktifitas sederhana.

Lupakan lift dan cobalah tangga. Kalau kantor Anda bertingkat, lain kali cobalah naik melalui tangga. Anda akan rasakan manfaat dari aktifitas dengan membiasakan diri Anda bergerak. Cara lain adalah dengan membiasakan berjalan cepat. Misalnya ketika Anda jalan-jalan berbelanja di mall, cobalah berjalan lebih cepat. Usahakan jangan melihat kiri-kanan terlalu sering karena ini akan mengganggu gerak badan Anda. Prinsipnya adalah buat diri Anda aktif. Dengan begitu tubuh Anda akan terbiasa bergerak dan konsumsi kalori pun sedikit demi sedikit mulai meningkat.

Tentunya olahraga saja tidak cukup. Kalau Anda ingin menurunkan berat badan, Anda harus melengkapinya dengan diet yang tepat. Bukan diet yang membuat Anda lapar, tapi program asupan makanan yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh untuk menghindari penumpukan kalori yang tidak diperlukan.

Diluar itu semua yang paling diperlukan adalah motivasi dan konsistensi. Semuanya bisa jadi mudah apabila Anda membuat olahraga dan pola makan menjadi kebiasaan. Mulai dari aktifitas sederhana, pelan-pelan tanpa disadari Anda sudah menjadi terbiasa.

Pentingnya Kata-Kata dalam transformasi Diri

Kalau Anda pernah baca buku the Secret disitu diterangkan pentingnya berpikir positif dalam proses manifestasi apa saja yang Anda ingin peroleh. Pikiran menentukan apa yang Anda ucapkan atau tindakan yang Anda lakukan.

Secara alamial proses berpikir ini terjadi sangat cepat dan terus-menerus sehingga seringkali ucapan atau tindakan kita keluar begitu saja tanpa kontrol. Akibatnya seringkali bukannya sukses yang didapat tapi justru kegagalan yang terjadi. Di artikel ini saya ingin mengingatkan pentingnya memperhatikan kata-kata yang kita gunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam proses transformasi diri Anda bisa mengubah persepsi atau emosi Anda terhadap suatu kejadian dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.

Kata Bermakna Ganda

Kata yang sangat populer digunakan orang tapi sebetulnya merugikan secara mental adalah kata ”mencoba”. Kata ”mencoba” memberikan kesan seolah-olah sesuatu akan terjadi tapi sebetulnya tidak. Apa yang ada dibenak Anda ketika saya bilang, ”Saya coba perbaiki mobil Anda”. Kemungkinan besar saya tidak akan memperbaiki mobil Anda atau mobil Anda tidak akan pernah betul meskipun saya sudah mencoba berbagai macam cara untuk memperbaikinya.

Kata mencoba tidak menggambarkan intensi atau niat Anda untuk mengambil tindakan. Paulo Coelho dalam bukunya The Alchemist mengatakan, ”Alam semesta berkonspirasi membantu mereka yang memiliki niat kuat untuk memperoleh apapun yang mereka inginkan”. Alam semesta akan ”kebingungan” mencari tahu apa sebetulnya yang Anda inginkan kalau Anda menggunakan kata ”mencoba”.

Kata lain yang sering kita gunakan adalah ”mungkin”. Kata ”mungkin” menggambarkan ketidakpastian dan ketidakyakinan Anda untuk melakukan apa yang Anda mau. Apa yang ada dibenak Anda apabila saya mengatakan, ”Mungkin saya datang malam ini”. Tentunya Anda tidak yakin saya akan datang atau tidak, kan?

Jangan Gunakan Kata Negative

Selayaknya kita tidak menggunakan kata negatif seperti “jangan” atau “tidak”. Pikiran bawah sadar tidak mengenal kata negatif sehingga tiap kali kali kita menggunakan kata ”jangan” atau ”tidak”, kita berharap keadaan itulah yang kita inginkan. Misalnya begini ”saya tidak mau miskin”. Pikiran bawah sadar akan menterjemahkannya menjadi ”saya mau miskin” karena semakin Anda berpikir ”saya tidak mau miskin” yang terbayang adalah saat ini Anda miskin.

Masih bingung? Contoh lain misalnya, ”Jangan bayangkan monyet naik sepeda”. Apa yang ada di pikiran Anda sekarang? Kemungkinan besar Anda membayangkan seekor monyet yang sedang naik sepeda, kan?

Transformational Vocabulary

Ada istilah namanya ”Transformational Vocabulary” yang intinya mengganti kata-kata tertentu dengan kata-kata yang lebih bermakna untuk membantu kita mencapai tujuan yang diinginkan. Anda bisa mengubah persepsi Anda tentang sesuatu dengan menggunakan kata-kata yang berbeda.

Contohnya:

Saya coba perbaiki mobil Anda,
ganti dengan:
Saya akan perbaiki mobil Anda

Saya mungkin datang malam ini,
ganti dengan:
Saya datang malam ini

Saya tidak mau miskin,
ganti dengan:
Saya mau kaya

Saya mengerjakan ini karena disuruh atasan saya
ganti dengan:
Saya mengerjakan ini karena saya memilihnya

Latih diri Anda untuk mengawasi kata-kata Anda sendiri. Anda akan merasakan kata-kata itu memiliki kekuatan dan energi positif. Transformational vocabulary bisa mengubah cara pandang atau persepsi Anda terhadap situasi apapun dan meningkatkan kesadaran Anda.

Tersenyumlah

Tersenyum, betapa mudahnya hal ini dilakukan. Hanya butuh sedetik untuk merubah bentuk bibir menjadi senyum. Dan hanya butuh tujuh detik mempertahankan sang senyum untuk terlihat sebagai ungkapan ketulusan hati.

Tetapi kenapa hal sederhana ini jarang terlihat? Wajah-wajah di jalan, di angkutan umum, di kantin, di kantor, bahkan di tempat wisata yang seharusnya menjadi kebun senyum, justru terlihat buram. Kerutan-kerutan di wajah menunjukkan betapa berat beban yang harus ditanggung wajah-wajah itu. Banyak wajah yang daerah diantara dua matanya mengkerut. Menyeramkan dan tampak garang. Duh...

Senyum itu sudah hilang dari wajah banyak orang. Entah kenapa senyum – bahkan tawa – yang selalu cerah menghiasi wajah-wajah itu dari kecil, sirna begitu saja. Sekarang, bahkan bukan hanya wajah-wajah tua dan dewasa yang telah kehilangan senyum manis. Wajah para remaja dan anak-anak pun telah ketularan kerutan-kerutan penuh beban itu.

Senyum pada hakikatnya adalah salah satu anugerah indah dari Tuhan Yang Maha Indah. Tuhan sengaja menganugerahkan senyum sebagai bagian dari keindahan manusia. Sayang, anugerah indah ini, tidak banyak ditemui di wajah banyak manusia. Dunia akan jauh lebih indah bila penduduknya gemar tersenyum.

Hidup dan kehidupan manusia pun akan lebih indah dan menenteramkan bila kita menemui banyak senyum di sekeliling kita. Terutama sang senyum dari wajah kita sendiri. Bukankah sangat enak bila kita menerima senyum? Dan bukankah jauh lebih enak bila kita lah yang memberi senyum?

Saudara, senyum yang sederhana, mudah dan gratis itu ternyata menyimpan banyak keajaiban. Setidaknya dari berbagai pengalaman dalam hidup saya. Yap, dalam hidup saya, saya menemui banyak keajaiban. Bentuknya macam-macam. Ada kemudahan, kesehatan, kekayaan, kebaikan, solusi dan sebagainya dari sebuah senyuman.

Sang senyum – lengkungan yang menurut Pak Gede Prama bisa meluruskan banyak hal – adalah hal yang luar biasa. Ia seperti oase di tengah gurun pasir. Ia seperti setetes air jernih dari mata air yang bisa menghilangkan dahaga. Ia seperti udara bagi yang tercekik. Ia seperti sumbangan uang bagi fakir miskin yang dirawat di rumah sakit. Ia seperti mangga muda bagi ibu muda yang sedang ngidam. Ia seperti pinjaman uang bagi yang sedang membutuhkan. Ia juga seperti semangkuk mie instan bagi pengungsi yang kelaparan.

Senyum pada hakikatnya adalah kebutuhan manusia. Siapa yang senang tersenyum membuat jiwa, perasaan, pikiran dan fisiknya terpenuhi salah satu kebutuhannya. Bila manusia tidak senang tersenyum, ada luka di jiwa, rasa dan pikirnya. Sang jiwa yang terluka membuat hidup dipenuhi kegelisahan. Sang rasa yang terluka membuat hidup tidak tenang. Sang pikir yang terluka membuat hidup penuh beban.

Aturan Senyum Tulus

Senyum tulus ada aturannya? Ya, ada. Aturan ini saya dapat dari dua orang guru saya. Pertama Pak Jamil Azzaini. Kedua, Pak Amir Tengku Ramly. Pertama sekali, saya belajar dari Pak Jamil, bahwa senyum itu harus 227. Artinya senyum baru terlihat tulus dengan menarik bibir ke kanan 2 cm, ke kiri 2 cm, pertahankan minimal selama 7 detik. Bila kurang dari 7 detik, maka senyum itu akan kehilangan ketulusannya.

Aturan ini lalu disempurnakan oleh Pak Amir. Menurut Pak Amir, senyum itu harus 127. Angka satu artinya sang senyum harus lah berasal dan bertujuan untuk menyatukan hati. Hati yang memberi dan menerima senyum. Dengan begitu, senyum itu berperan sebagai pengikat dan jembatan antara satu diri dengan diri-diri yang lain. Sedang angka 2 dan 7, maknanya sama dengan aturannya Pak Jamil.

Itulah senyum saudara...

Ia sederhana, tapi dahsyat luar biasa.

Ia kecil, tapi bermakna raksasa.

Ia mudah, tapi sangat berharga.

Karenanya,....

Tersenyum lah saudara

Nikmati keajaiban-keajaiban dalam hidup anda.

Dan...

Bagikanlah keajaiban bagi hidup sesama kita.

Prinsip Dasar Hidup Mudah

Hidup sulit, apa itu?

Seorang remaja baru punya mobil. Mobilnya bekas, tapi masih bagus. Setelah seminggu berbangga-bangga dengan mobil itu, sang mobil mogok. Ia pun mencoba mencari-cari sumber masalahnya. Setelah dua jam mengotak-atik, masalahnya tak ketemu juga. Akhirnya, ia dorong mobil kebanggaannya ke bengkel terdekat. Untung bengkelnya sedang sepi. Maka montir di bengkel itu segera bisa menangani masalahnya. Dan tak lebih dari lima menit, mobil tersebut hidup lagi dan bisa digunakan. Rupanya hanya ada kabel yang kendor.

Saudara, ternyata masalah mobil mogok itu mendatangkan kesulitan untuk sang remaja. Tapi untuk montir mobil, masalah itu mudah saja. Jadi apa itu kesulitan? Secara sederhana, kesulitan adalah ketika seorang siswa kelas dua SD harus menghadapi soal kelas dua SMP, misalnya. Artinya, sesuatu dikatakan sulit bila kemampuan anda di bawah masalah yang harus dihadapi. Hidup mudah jelas sebaliknya. Siswa SMP yang harus menyelesaikan masalah SD jelas akan mudah menyelesaikannya. Jadi kesulitan (atau kemudahan) itu adalah perbandingan masalah dan kemampuan anda.

Apakah hidup anda terus sulit?

Bila anda menilai hidup anda sekarang, apakah dipenuhi lebih banyak kesulitan atau kemudahan? Bila anda merasa anda selalu dirundung kesulitan, berarti ada satu kesadaran yang harus ditimbulkan : Kemampuan anda tidak meningkat. Dengan kemampuan yang tetap atau malah turun, maka hidup anda memang akan selalu sulit.

Kesadaran ini penting. Karena dengan begitu, anda punya peluang untuk keluar dari kesulitan hidup anda. Tentu anda akan benar-benar keluar dari kesulitan bila anda merubah tindakan anda.

Setelah kesulitan ada kemudahan


”Setelah kesulitan ada kemudahan” berasal dari kitab suci. Untuk meraih kemudahan, anda harus melalui suatu kesulitan. Mudah adalah ketika kamampuan anda lebih hebat dari masalah anda. Jadi, kesulitan dalam konteks ini adalah proses anda dalam meningkatkan kemampuan diri. Kenapa sulit? Karena peningkatan kualitas diri adalah sesuatu yang anda tidak ketahui. Kesulitan berasal dari ketidaktahuan itu. Ketidaktahuan bukan hanya mendatangkan kesulitan, tapi juga ketakutan. Nah, ketika anda berhasil mengatasi ketidaktahuan, kesulitan dan ketakutan itu, maka kemampuan anda pun meningkat. Ketika kemampuan meningkat, anda akan mudah mengatasi masalah yang anda hadapi.

Ingin hidup terus mudah?


Jadi, bila anda ingin terus hidup dalam kemudahan teruslah meningkatkan kemampuan. Atasi kesulitan-kesulitan yang anda rencanakan (terus belajar kemampuan-kemampuan baru). Dengan begitu, anda akan terhindar dari kesulitan-kesulitan yang ditimbulkan masalah yang datang pada hidup anda. Koq bisa? Karena anda telah punya kemampuan yang lebih dari masalah yang datang tersebut. Itulah salah satu sebab kenapa anda diwajibkan belajar dari buaian sampai liang kubur. Agar kemampuan anda terus meningkat dan membuat tak satu masalah pun menjadi cukup besar untuk mempersulit hidup anda.

Masalah, I Love You


Jadi, bagi anda yang terus belajar, anda akan bilang : ”Masalah, I Love You” bagi setiap masalah yang datang pada anda. Bila masalahnya lebih kecil dari kemampuan, maka anda akan senang dan mudah menyelesaikannya. Bila masalahnya lebih besar dari kemampuan, maka anda akan senang mendapatinya. Kenapa? Karena anda bisa belajar dan membuat kemampuan anda lebih meningkat lagi !!!

Mengatasi Kurangnya Motivasi

Salah satu faktor yang menghalangi Anda untuk sukses adalah kurangnya motivasi. Berapa kali Anda berkata, “Saya ingin kaya”, “Saya ingin berhasil” tetapi Anda tidak membuktikan dalam tindakan Anda bahwa Anda bisa kaya dan Anda bisa berhasil.

Kurangnya motivasi berkaitan dengan tidak jelasnya cara untuk mencapai tujuan Anda. Barangkali sering terlintas di pikiran Anda untuk menjadi pengusaha sukses atau mencapai karir tertentu di kantor, tapi Anda tidak tahu caranya sehingga Anda kurang termotivasi untuk mencapai apa yang Anda inginkan.

Disini saya akan mengajak Anda untuk melihat lima hal yang ingin Anda perhatikan agar Anda tetap termotivasi untuk memperoleh apa yang menjadi mimpi Anda:

Membuat Roadmap

Roadmap adalah cara atau strategi untuk mencapai sesuatu. Buatlah roadmap begitu Anda tahu apa tujuan Anda. Apakah Anda ingin memulai bisnis baru atau sekedar menurunkan berat badan, buatlah program yang membagi tujuan Anda tersebut menjadi langkah-langkah yang lebih detil disertai berapa lama waktu yang diperlukan.

Misalnya untuk menurunkan berat badan, isilah program Anda yang meliputi makanan, olahraga, dan istirahat. Kemudian jelaskan apa yang Anda akan lakukan untuk mengatur makanan, berolahraga, dan jam istirahat. Semakin jelas semakin baik sehingga Anda tahu persis apa yang harus Anda kerjakan di waktu tertentu.

Mengambil Tindakan

Sekarang Anda sudah menentukan tujuan dan merencanakan langkah-langkah strategis. Itu semua akan bergunna apabila Anda mengambil tindakan. Tanpa tindakan nyata tujuan dan rencana Anda hanya menjadi mimpi belaka. Tanpa ada manifestasi di tingkat praktis.

Rayakan kesuksesan Anda setiap kali Anda berhasil mengerjakan satu hal, terutama untuk kegiatan yang penting dalam pencapaian tujuan Anda. Penghargaan terhadap langkah Anda sekecil apapun akan memberikan kekuatan untuk mengambil tindakan berikutnya.

Ingatkan Diri Anda akan Keuntungan yang akan Anda Dapat

Izinkan diri Anda untuk membayangkan keuntungan yang akan Anda peroleh dari usaha yang Anda kerjakan sekarang. Bayangkan diri Anda menjadi langsing, kalau tujuan Anda untuk menurunkan berat badan. Atau bayangkan Anda berlibur ke tempat eksotik kalau karir yang Anda impikan sudah tercapai.

Motivasi akan timbul seiring dengan Anda mengingat apa saja benefit yang akan Anda raih dari kerja keras Anda selama ini.

Tetap Konsisten

Layaknya sebuah perjalanan, Anda akan menemui rintangan dan hambatan seiring Anda berjalan mencapai tujuan. Tetaplah konsisten dan yang penting tetap rileks dalam perjalanan ini. Barangkali Anda perlu merubah haluan sedikit seiring dengan informasi baru yang Anda peroleh. Tetap terbuka dan fleksibel.

Kalau Anda merasa kurang motivasi sehingga rasanya Anda tidak memperoleh kemajuan, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Banyak orang-orang di sekitar Anda yang memiliki masalah yang sama.

Satu hal yang ingin Anda tunjukan pada mereka: Anda berbeda. Dengan tujuan dan strategi yang jelas, halangan utama justru diri Anda sendiri. Yakinkan diri Anda bahwa Anda seorang pribadi yang sukses. Bukankah senang rasanya kalau Anda bisa mencapai apa yang Anda inginkan?

Kamis, 27 Mei 2010

Atur Irama Hidup Anda

Apa sesungguhnya yang membuat seseorang termotivasi untuk melakukan sesuatu?

Di pagi hari saat Anda baru membuka mata, barangkali sempat hinggap rasa malas untuk pergi ke kantor. Tapi sebaliknya saat Anda menyalurkan hobi rasanya selalu ada semangat dan motivasi untuk melakukannya.

Intinya motivasi timbul saat kita menyukai apa yang kita kerjakan. Ada energi yang bekerja tanpa rasa lelah dan pamrih. Kebalikannya, motivasi bisa turun dan bahkan hilang ketika kita mulai bosan, lelah dan sebal terhadap apapun yang kita kerjakan.

Biasanya kita merasa termotivasi saat ada tantangan untuk mengerjakan sesuatu yang baru. Bila atasan di kantor memberi Anda tugas baru yang menantang, Anda merasa tergerak untuk mencari ide dan solusi untuk menyelesaikan. Namun pada saat Anda menemukan hambatan seringkali timbul rasa pesimis dan motivasi cenderung turun.

Tentunya kita semua pernah mengalami naik turunnya motivasi. Saat semangat hadir, rasanya apapun bisa kita kerjakan. Namun seringkali kita tidak bisa menghindar dari emosi negatif ketika dihadapkan pada persoalan yang membuat mental kita turun.

Yang ingin kita lakukan bukanlah berusaha sekuat tenaga untuk tetap termotivasi. Alasan pertama, sederhana saja, karena hal itu susah dikerjakan. Kedua, kita ingin mengerti apa sesungguhnya yang membuat mental kita turun dan menampilkan sikap untuk tidak larut kedalamnya.

Mengubah Sikap

Hidup kita penuh dinamika. Kita bekerja, punya keluarga, dan berteman. Emosi kita dalam keseharian mungkin naik turun, demikian juga motivasi. Hidup dengan motivasi bukan berarti selalu harus berpikir positif setiap waktu. Ada saat dimana kita ingin mengizinkan diri kita “tidak termotivasi” dan berhenti sejenak sambil menyadari apa sesungguhnya yang membuat motivasi kita turun.

Barangkali apa yang saya tulis disini agak berbeda dengan pandangan umum tentang motivasi. Saya pribadi percaya bahwa usaha keras untuk tetap termotivasi hanya membuat diri Anda lelah. Berhenti berusaha dan izinkan diri Anda untuk menerima. Didalam penerimaan itulah justru Anda menyadari kembali apa tujuan Anda dan menentukan sikap apa yang sebaiknya Anda tampilkan.

Mengatur Irama

Dalam dinamika hidup yang Anda ingin lakukan adalah mengatur irama sehingga Anda bisa menerima keberhasilan, kegagalan, kemudahan dan kesulitan apa adanya tanpa penilaian apapun. Dalam praktek sehari-hari, Anda bisa mengatur irama dengan mengelola waktu kerja, istirahat, dan bermain. Izinkan diri Anda untuk melupakan aktititas rutin dan melakukan sesuatu yang benar-benar Anda suka. Ini akan membuat tubuh Anda rileks dan termotivasi untuk berkarya.

Atur juga emosi Anda dengan mengizinkan perasaan positif dan negatif menyatu dalam hidup Anda. Sama seperti Anda membiarkan siang dan malam silih berganti. Tidak ada satu yang lebih baik daripada yang lain. Dua-duanya merupakan bagian dari hidup Anda. Saat emosi negatif hadir, izinkan dan terima itu sebagai bagian hidup Anda. Dengan demikian Anda mengambil alih kendali hidup Anda dan dengan mudah Anda bisa merelakan emosi negatif tersebut untuk pergi.

Kesimpulannya, untuk menjaga motivasi dimulai dengan menerima dinamika hidup apa adanya dan tentukan sikap terbaik yang membawa manfaat bagi tercapainya tujuan Anda. Tidak perlu berusaha keras, cukup mengatur irama dan fleksibel terhadap segala kemungkinan.

Langkah Cerdas untuk Sukses

Tidak ada yang meragukan kalau Hermawan adalah seorang pengusaha sukses di Jakarta. Ia memiliki beberapa bidang usaha yang ia kelola bersama mitra bisnisnya. Namun ia merasakan ada sesuatu yang kurang dalam hidupnya. Komunikasi dengan istri dan anaknya sangat terbatas karena hampir setiap hari ia bekerja.

Sementara Sandra, seorang lulusan universitas terkenal di luar negeri, justru bingung menentukan pilihan karirnya. Selama ini ia kuliah karena mengikuti keinginan orang tuanya untuk menjadi financial planner. Namun dalam hati kecilnya ia merasa tidak tertarik untuk bekerja di bidang keuangan. Melukis adalah passion yang ia miliki dalam hidup. Ia gelisah diantara dua pilihan: membahagiakan orang tuanya atau mengikuti nuraninya untuk mengekspresikan bakatnya.

Memiliki karir yang sukses tentunya dambaan setiap orang. Bukan hanya uang yang kita peroleh, tetapi juga status di mata masyarakat. Namun pertanyaannya adalah: “Apakah karir sukses menjamin hidup bahagia?”. Apabila Anda bahagia di tempat kerja dan di rumah tentunya Anda salah satu orang yang paling beruntung di dunia. Sebaliknya, apabila tidak ada keseimbangan antara karir dan keluarga maka barangkali Anda merasa ada yang kurang dalam hidup ini.

Tujuan Hidup

Kalau kita melihat hidup sebagai anugerah maka kita akan merawatnya dengan sepenuh hati. Kehadiran Anda di dunia ini semata-mata untuk menumbuhkan hidup, bukan untuk menghabiskan hidup. Terlepas dari apa pekerjaan Anda atau berapa banyak uang yang Anda miliki, Anda selalu memiliki kesempatan untuk menjadikan hidup Anda menjadi lebih bermakna.

Tujuan hidup membuat Anda bergairah dan mempunyai semangat untuk berkarya terlepas dari rutinitas yang Anda jalani setiap hari. Keyakinan terhadap tujuan ini mempermudah Anda untuk merancang hidup yang selaras dengan:

  • Kepribadian Anda
  • Bakat dan kemampuan yang Anda miliki
  • Kepuasan yang ingin Anda capai
  • Nilai Anda dimata orang lain

Tujuan hidup bukanlah sesuatu yang abstrak. Anda bisa membagi tujuan hidup ini dalam beberapa aspek kegiatan yang berkaitan satu dengan yang lain sehingga Anda bisa memberi fokus pada apa yang ingin Anda capai. Aspek kegiatan yang dimaksud bisa meliputi: karir, keluarga, kesehatan, hobi, agama atau spiritual, dan pengembangan diri. Tentukan apa yang Anda inginkan dari masing-masing aspek ini. Kemudian Anda menjadi lebih cerdas dalam merancang dan menjalani hidup Anda.

Tujuan Karir

Menentukan tujuan karir merupakan awal dari kebahagiaan bekerja. Untuk itu Anda perlu mendefinisikan alasan Anda bekerja dan apa yang Anda inginkan dari karir Anda. Pertanyaan-pertanyaan dibawah ini barangkali bermanfaat dalam penyusunan tujuan karir:

  1. Apa alasan Anda memilih satu jenis pekerjaan? Apakah itu latar belakang pendidikan, bakat, minat, atau keinginan orang tua.
  2. Apa yang Anda inginkan dari karir Anda? Apakah itu uang, jabatan, wewenang, atau aktualisasi diri.
  3. Apa yang menjadi prioritas sebuah pekerjaan? Apakah itu gaji yang besar, lokasi yang nyaman, atau waktu yang fleksibel.
  4. Berapa banyak waktu yang Anda ingin gunakan untuk bekerja? Apakah Anda ingin punya waktu berlibur? Bagaimana pengaturan waktu dengan keluarga dan teman-teman?

Dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan diatas Anda menjadi tahu motivasi Anda bekerja. Tujuan pun menjadi lebih jelas dan Anda bisa mengukur seberapa besar kebahagiaan yang akan Anda peroleh dari aspek kehidupan karir Anda.

Penghargaan Diri

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan masing-masing orang memiliki keunikan tersendiri. Apa yang kita miliki belum tentu dimiliki oleh orang lain, demikian pula sebaliknya. Menghargai diri sendiri merupakan tindakan bijaksana untuk menyadari bahwa diri kita sudah merupakan pribadi yang utuh seperti apa adanya sekarang. Keterbatasan yang kita miliki justru bisa menjadi sumber inspirasi untuk mengembangkan diri.

Hidup bahagia dan sukses berkarir tidak lepas dari penghargaan terhadap siapa diri Anda dan apa yang sudah Anda lakukan dalam hidup ini.

Tidaklah berlebihan untuk mengatakan bahwa diri Anda merupakan orang yang paling penting dalam hidup Anda. Ini bukan anggapan ego yang sempit. Tetapi sebaliknya, diri Anda merupakan sumber kebahagiaan bagi diri Anda sendiri.

Anda menjadi semakin kreatif dalam merancang hidup dengan bertambahnya kesadaran terhadap keunikan dan potensi yang Anda miliki. Anda adalah pelukis dan lukisan itu sendiri. Keyakinan terhadap hal ini memberikan energi, fokus dan kepercayaan diri. Terlepas dari kondisi apapun yang Anda alami saat ini, Anda selalu memiliki kesempatan untuk mengembangkan hidup Anda sesuai dengan tujuan yang ingin Anda capai. Sekarang.

Menara Tak dibuat dalam 1 Hari

Suatu pagi yang cerah seorang petani berjalan melintasi perkebunan. Petani melihat banyak tanaman tetangganya telah tumbuh cukup tinggi. Lalu teringat bahwa tanamannya sendiri masih kecil pertumbuhannya. Agar tinggi tanamannya bisa menyamai milik tetangganya,sang petani menarik batang tanamannya ke atas satu demi satu hingga tampak lebih tinggi dari yang lain. Lega dan bangga petani tersebut melihat karyanya yang dianggap luar biasa. Tetapi keesokan harinya, bencana menghampiri sang petani, semua tanamannya layu dan mati.

Pada masa kini seringkali saya jumpai banyak orang dengan segala cara ingin melampaui hasil yang dicapai orang lain. Seorang pelajar karena ingin mendapat nilai tertinggi akhirnya menyontek dengan cara yang super canggih, seorang penjual ingin mendapatkan keuntungan sebesar mungkin dengan cara ‘menipu’ konsumen, seorang leader networker ingin mencapai posisi puncak dengan menyabotase jaringan temannya sendiri, seorang supervisor ingin dipromosikan dengan cara menfitnah atasannya sendiri, seorang ingin cepat dikenal dengan mencopy karya orang lain secara mentah-mentah, dan sebagainya. Salah jadi benar dan benar jadi salah.

Ketenaran, kekayaan, jabatan, penghargaan seringkali membuat orang lupa diri, serakah dan ujung-ujungnya menghalalkan segala cara demi mencapai ambisinya. Benarkah dengan cara seperti itu akan memperoleh sukses sejati yang penuh kebahagiaan?.

Barang siapa menabur angin, ia akan menuai badai. Barang siapa menabur kejahatan, ia pun akan menerima hasil buruk yang berlipat ganda. Hukum alam bekerja secara netral. Jika anda ciptakan sebab yang baik, akibat baik yang berlipat ganda pun akan anda dapatkan.

Banyak bisnis pada masa kini menawarkan jalan pintas meraih kekayaan berlimpah. Di media-media, terutama internet, saya menerima banyak sekali iklan penawaran cara kaya dalam waktu singkat. Hampir setiap bulan, saya membaca penawaran dari berbagai bisnis Network Marketing, mereka menawarkan menjadi milyader hanya dalam hitungan bulan, bahkan dalam hitungan minggu. Kenyataannya yang sukses bisa dihitung dengan jari.

Benarkah ada Sukses Instan ? Apakah benar-benar ada jalan pintas mencapai sukses ? Saya balik bertanya, apakah ada anak manusia yang bisa lahir sempurna dalam 1 hari, 1 minggu, 1 bulan ? Adakah menara kokoh yang bisa dibangun dalam satu malam ? Jika jawabannya tidak ada, demikian juga kesuksesan tak ada yang instan.

Alam semesta begitu sempurna dengan hukum-hukum alam yang begitu teratur. Segala sesuatu di alam ini mempunyai siklus dan waktu untuk tumbuh berkembang menjadi sempurna. Kalau anda benar – benar ingin mempraktekan rahasia sukses , pembelajaran yang paling mudah bisa anda dapatkan pada cara kerja seorang petani. Bagaimana seorang petani mulai dari mengolah lahan hingga panen raya, itulah konsep berpikir yang harus anda praktekan. Ada lahan yang subur, bibit yang unggul, air, matahari, pupuk, perawatan secara konsisten, cuaca yang sesuai, musim yang sesuai dan lainnya. Jika semua itu serasi dan seimbang, maka akan terjadi panen raya. Hal yang sama juga terjadi dalam kehidupan nyata, jika semua faktor kesuksesan telah dijalankan secara benar, pasti kesuksesan Sejati akan anda peroleh.

Hiduplah untuk Menerangi

Lingkupi diri dengan ketakutan, dan hidup lah dalam keamanan

Lingkupi diri dengan kekuatan, dan hiduplah dalam kebebasan

Lingkupi diri dengan cinta, dan hiduplah dalam kebaikan.

Lingkupi diri dengan cahaya, dan hiduplah dalam terang yang menerangi.

Siapa tokoh yang anda jadi pengagumnya? Siapapun beliau, saya yakin sosoknya adalah sosok luar biasa yang telah berhasil menjadi teladan bagi banyak sekali orang. Sang tokoh ini, pastilah memberikan manfaat besar bagi hidup dan kehidupan banyak orang. Baik ketika beliau masih hidup, ataupun ketika beliau telah tiada. Jadilah ia manusia abadi dalam makna yang hakiki.

Bagaimana beliau-beliau itu melakukannya?

Maka tahapan kehidupan mereka sangat layak untuk kita amati, teliti dan teladani. Pembelajaran saya tentang jalan kehidupan mereka menemukan empat tahap kehidupan. Tahap pertama adalah hidup yang aman. Tahap kedua adalah hidup yang bebas. Tahap ketiga hidup yang baik. Dan tahap keempat hidup yang terang dan menerangi.

Tahap pertama – hidup yang aman – adalah tahap paling rendah. Di hidup ini, kita memang aman. Aman secara finansial, fisik, sosial, emosional bahkan spiritual. Aman secara finansial kita dapat dari pekerjaan atau bisnis yang bagus. Pendapatan kita bagus bahkan terus meningkat. Secara fisik kita sehat. Terlindung dalam tempat tinggal yang baik. Kalaupun sakit, kekuatan finansial kita bisa menanggulanginya. Secara sosial, kita disenangi teman-teman, tetangga, rekan kerja / bisnis. Siapapun yang mengenal kita akan menyebut kita sebagai orang baik. Secara emosional, kita bisa mengendalikan emosi dengan baik. Bila pun situasi membuat kita marah, maka ada orang yang bisa kita marahi dan tidak melawan. Kekecewaan kita benar-benar diperhatikan orang lain. Secara spiritual, kita beribadah dengan patuh.

Lalu apa ada yang salah dengan hidup yang aman seperti itu? Bukankah itu keinginan banyak orang? Tentu tidak salah. Hanya tidak layak saja. Kenapa? Karena semua hal-hal yang mengamankan itu berasal dari ketakutan. Kita mengamankan finansial, karena takut menderita. Kita berolahraga karena takut sakit. Kita baik pada lingkungan, karena takut dimusuhi dan seterusnya. Maka sesuatu yang didapat berdasar ketakutan, kita pun akan terus dilanda ketakutan kehilangan hal-hal itu. Maka jadilah kita manusia yang takut kehilangan harta. Takut tua dan sakit. Takut dimusuhi. Takut gagal dan kecewa. Takut dosa. Dan sebagainya. Hal ini tidak salah. Hanya tidak layak untuk manusia semulia kita. Kita layak atas hidup yang lebih baik dari itu.

Nah, hidup yang lebih baik dari hidup aman adalah hidup bebas. Bebas dari apa? Bebas dari segala macam ketakutan. Bebas dari semua belenggu material. Apa hebatnya? Hebatnya adalah anda bisa menikmati apapun yang ada pada anda. Misalnya uang. Bila anda punya uang, tapi takut hilang, maka anda tidak bisa benar-benar menikmati uang itu. Uang yang anda takuti kehilangannya, justru akan memenjara anda. Anda dilemahkan oleh ketakutan anda sendiri. Dan ketika anda terlepas dari ketakutan itu, maka anda mengambil alih kekuatan dari ketakutan anda. Maka jadilah anda pribadi yang kuat. Kekuatan itu yang membuat anda dapat hidup dalam kebebasan.

Kebebasan itu sangat berharga. Bangsa Indonesia rela mengorbankan harta, keluarga, tenaga, pikiran bahkan jiwa untuk kebebasan itu. Karena perjuangan para pahlawan itu lah kita menjadi bangsa yang merdeka. Bebas dari penjajahan bangsa lain. Kebebasan adalah prasyarat kemajuan. Tak ada kemajuan tanpa kebebasan. Demikian juga dengan kita secara personal. Kemajuan dalam kualitas diri kita hanya bisa dimulai bila kita telah kuat dan bebas. Kualitas yang dimaksud bukan kualitas hal-hal material. Tapi adalah kualitas jiwa. Kualitas kesadaran kita.

Kekuatan menghasilkan kebebasan. Tapi kebebasan pun bisa kebablasan. Itu sebab kebebasan itu harus dibatasi. Kebebasan yang tak terbatas hanya akan mengarah pada keburukan. Apa batasnya? Batasnya adalah kebaikan. Dan sesungguhnya hanya dalam batas kebaikan lah kita bisa benar-benar hidup bebas. Maka kebebasan yang dibatasi kebaikan akan menimbulkan cinta. Cinta ini kekuatan yang mengarah hanya pada kebaikan. Hidup kita menjadi hidup yang baik. Hidup yang terlepas dari segala ketakutan. Hidup yang tak terikat oleh materi. Hidup yang bermanfaat bagi banyak orang.

Hidup baik penuh cinta adalah pintu gerbang bagi hidup yang terang dan menerangi. Ketika hidup kita hanya untuk kebaikan, maka kita menjadi pribadi yang bercahaya. Cahaya kita bukan hanya menerangi jalan kita, tapi juga menerangi dan menunjukkan jalan bagi sesama. Kenapa? Karena bila kita tak punya cahaya, kita tak bisa menerangi orang lain. Bila cahaya yang kita miliki tidak terang, maka jalan kita pun remang-remang. Karenanya kita butuh cahaya yang terang benderang. Cahaya yang menerangi hidup dan kehidupan banyak orang, bukan hanya ketika kita hidup, tapi juga ketika kita telah tiada. Apakah cahaya itu? Cahaya itu punya tiga nama. Pertama, kekuatan yang membebaskan. Kedua, cinta yang membaikkan hidup kita. Ketiga, solusi yang memperbaiki kehidupan. Perkataan dan tindakan kita menjadi solusi bagi masalah-masalah banyak orang.

Maka jadilah kita pribadi yang sama dengan tokoh-tokoh yang kita kagumi.

Berbuat Baiklah kepada Orang Lain

Hatinya remuk. Ia merasa ia telah melakukan segalanya. Ia berusaha menjadi bos yang baik. Maka ia penuhi kebutuhan staf-stafnya. Para staf butuh meningkatkan kualitas diri. Maka semua stafnya ia ikutkan sebuah pelatihan pengembangan diri. Pelatihan yang terkenal dan mahal. Para staf butuh refreshing. Maka ia ajak semua staf beserta keluarganya berlibur.

Tapi kenapa kinerja mereka tak jua meningkat? Kenapa selalu banyak kesalahan di kantornya? Kenapa yang ia ucapkan tak juga dituruti? Kenapa banyak kelalaian terjadi sampai-sampai kantornya kecurian? Kenapa ia harus marah-marah dulu untuk membuat semua orang bekerja dengan benar?

Seorang teman mengeluhkan semuanya itu. Pernahkah hal yang sama terjadi dengan anda? Anda merasa sudah berusaha maksimal untuk orang lain, tapi ternyata harapan anda tak kunjung terpenuhi. Kekecewaan pun meruak di segenap penjuru hati.

Apa yang jadi penyebab semua itu? Saya menemukan jawabannya pada sebuah kisah sederhana.

Seorang pria kaya raya menyiapkan berkantong-kantong emas untuk dibagikan pada yang membutuhkan. Itu adalah usaha dan bukti bahwa ia senang berbagi dan berbuat baik untuk sesamanya. Ia pikir, masalah banyak orang akan selesai dengan emas itu.

Maka ia pun keliling kotanya. Orang-orang menyambutnya dengan gembira. Orang-orang miskin berterima kasih sekali padanya. Banyak yang mencium tangannya. Maka ia pun pulang dengan hati gembira. Niat baiknya disambut luar biasa. Harapannya banyak orang miskin yang akan meningkat kehidupannya. Ia pun terus mengulangi perbuatannya itu. Setiap kali ia melakukannya, setiap kali pula ia pulang dengan hati yang puas dan gembira.

Sampai suatu ketika, sebuah fakta terpampang di depannya. Harapan agar tindakannya membuat orang-orang miskin punya kehidupan yang lebih baik, ternyata tak terbukti. Ia menemukan orang-orang miskin itu tetap miskin. Emas yang ia berikan memang membuat mereka senang dan terbantu. Tapi hanya beberapa hari saja, emas itu sudah habis. Mereka kembali ke kondisi penuh penderitaan. Sampai ia datang membawa emas lagi. Dan itulah yang terjadi. Berulang-ulang. Ia mengira sudah melakukan yang terbaik agar orang-orang miskin itu berubah hidupnya. Rupanya ia keliru.

Maka ia rubah perbuatan baiknya. Emas yang untuk dibagikan ia gunakan untuk membangun pabrik. Ia latih orang-orang miskin sampai terampil dan bisa bekerja dengan baik di pabrik. Pendapatan mereka meningkat. Bahkan mereka jadi senang belajar sendiri. Sang orang kaya pun senang. Niat baiknya berhasil. Maka mulailah berdiri pabrik-pabrik dengan tujuan mulia yang sama.

Saudara, menjadi baik di mata orang lain harus lah benar-benar sesuai dengan sudut pandang orang lain. Jangan terjebak dengan sudut pandang kita sendiri. Jangan memberi emas pada orang yang butuh cangkul. Jangan memberi cangkul pada orang yang butuh buku. Jangan memberi buku pada orang yang butuh makan.

Maka ketika kita mau baik di mata orang lain:

* Jadilah setia pada yang tidak ada.

Sangat mudah menyerang dan membicarakan keburukan orang yang tidak ada. Mereka tidak bisa membela diri. Karena itu, siapapun yang tak setia pada yang tidak ada, sesungguhnya mereka adalah orang lemah yang tak punya kekuatan apa-apa. Saudara, jangan pernah membicarakan keburukan siapapun. Teman-teman anda akan berpikir: “Dia membicarakan si Fulan yang tidak ada. Jangan-jangan, dia juga membicarakan keburukanku waktu aku tidak ada”. Bila sudah begini, orang lain tak akan percaya lagi pada anda.

* Tanyakan : “Apa yang bisa saya bantu?”

Sangat mungkin orang lain butuh bantuan. Tapi mereka sungkan memintanya. Maka pertanyaan emas ini benar-benar menunjukkan kesediaan anda untuk membantu orang lain. Dan, karena anda bisa membantu, maka anda sedang menambah tabungan kebaikan pada sesama. Bertanya seperti ini saja sudah menunjukkan kualitas anda. Apalagi bila anda benar-benar membantu dengan kualitas yang terbaik.

* Sensitif pada kebutuhan orang lain.

Mulailah dari hal-hal yang kecil. Mengambil minum bagi teman yang sedang makan. Membawakan barang bawaan teman yang terlalu berat dan banyak. Menyampaikan pesan. Memberi tumpangan pulang. Meng-SMS teman dan menanyakan kabar.

Lalu meningkat ke hal-hal yang lebih besar. Menawarkan pinjaman uang pada teman yang kesusahan. Menyiapkan waktu bagi teman yang butuh curhat. Menengok teman yang sakit. Membantu persiapan pernikahan teman. Dan sebagainya.

Jangan Terlalu Banyak Berpikir. Bertindaklah!

Roni, seorang karyawan bank swasta, sudah berkali-kali mengikuti seminar tentang wirausaha. Berbagai macam teknik bisnis sudah ia pelajari tapi sampai hari ini ia masih belum berani mengambil tindakan untuk memulai usaha baru.

Banyak diantara kita yang punya “hobby” belajar tapi rasanya kok hidup belum menunjukan perubahan berarti. Berapa banyak buku yang sudah Anda baca, berapa kali sudah Anda pergi ke seminar, berapa kali Anda diminta untuk segera take action tapi sampai detik ini Anda masih belum bergerak. Merasa bersalah?

"The possibilities are numerous once we decide to act and not react." (George Bernard Shaw)

Menurut beliau, begitu kita berhenti berpikir dan segera bertindak kita membuka diri terhadap kesempatan yang jumlahnya banyak sekali, bahkan melebihi dugaan kita. Namun problemnya adalah seakan-akan kita tidak punya alasan yang cukup kuat kenapa kita harus mengambil tindakan. Berikut ini tiga alasan utama yang ingin Anda pertimbangan ketika Anda ragu-ragu untuk bertindak:

1. Hanya Anda yang bisa take action, bukan orang lain

Kalau Anda ditanya, “Siapa yang menjalankan hidup Anda?”, jawabnya pasti mudah: “Anda sendiri!”. Artinya Anda bertanggung jawab atas hidup Anda sendiri, bukan orang lain. Anda memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan bahkan meningkatkan kualitas hidup Anda karena Anda sendirilah pilot pesawat hidup Anda.

Kalau Anda punya rencana bisnis, karir, atau rencana untuk merubah hidup maka Anda ingin menyadari bahwa tidak ada orang lain yang akan take the first action, kecuali Anda sendiri. Anda bisa mendapatkan bantuan dari keluarga, teman, buku, blog. Tapi tindakan harus diambil oleh Anda sendiri. Hidup Anda adalah tanggung jawab Anda. Buatlah pilihan dan keputusan yang membawa kebaikan bagi Anda sendiri.

2. Terapkan pengetahuan yang Anda miliki

Pastinya kalau Anda membaca artikel ini Anda seorang pencari ilmu di Internet. Barangkali Anda sudah membaca banyak buku dan blog. Anda mungkin merasa pengetahuan Anda sekarang bertambah. Tidak ada salahnya dengan itu. Saya sendiri mempunyai kebiasan membaca paling tidak 10 halaman sehari. Waktu bagi saya sangat berharga oleh karena itu saya sangat jarang sekali menonton televisi.

Lebih dari itu saya percaya bahwa mengumpulkan pengetahuan tidak bisa menggantikan action. Anda bisa membaca puluhan buku, namun apabila Anda tidak mempraktekkan apa yang Anda pelajari dari buku-buku itu semua pengetahuan yang Anda miliki bisa sia-sia belaka.
Menghadiri pelatihan atau seminar membantu Anda untuk memperoleh inspirasi. Barangkali Anda menjadi bersemangat untuk take action. Semangat ini ingin Anda tindak lanjutin dengan mengambil tindakan nyata dimana Anda betul-betul menerapkan pengetahuan yang Anda miliki.

3. Menjadi lebih pandai dengan mengerjakan

Ada ungkapan “you learn by doing” yang artinya pengetahuan Anda menjadi bertambah seiring Anda menerapkannya dalam tindakan nyata. Apabila Anda seorang yang haus pengetahuan, Anda akan terpacu untuk bereksperimen dengan pengetahuan yang Anda miliki dengan menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Dengan menerapkan pengetahuan Anda menjadi semakin pintar dengan memahami hal-hal apa yang cocok bagi Anda dan mana yang tidak.

Dengan mengerjakan Anda barangkali menjadi tahu kalau metode yang Anda baca di buku ternyata lebih rumit ketika dipraktekkan. Hal ini memacu Anda untuk memperbaiki metode tersebut dengan cara yang sesuai dengan kondisi lingkungan disekitar Anda.

Pengalaman adalah guru yang terbaik. Melalui pengalaman Anda menemukan hal-hal baru dan membuktikan sendiri apa yang selama ini dikatakan oleh guru, mentor, pelatih dll. Inilah yang ingin Anda peroleh. Secara analogi: orang lain boleh saja mendeskripsikan bagaimana rasanya apel, tapi untuk merasakan buah apel itu Anda harus makan buahnya sendiri. Sampai Anda merasakan semua sensasinya: segar, manis, asem, berair, dll.

Takut untuk Sukses? Atau Takut untuk Gagal?

Pernah ada yang bertanya, "Apakah takut sukses itu benar-benar ada?". Jangan-jangan cuma alasan takut gagal saja. Tapi sebelumnya kita ingin bertanya: "apa sih definisi sukses?". Kalau yg terbayang: punya mobil mewah, rumah besar, karir hebat...mmmm. ..barangkali kurang tepat. Saya lebih suka sukses dikaitkan dengan "I'm living my passion, I LOVE what I do, I jump out of bed in the morning and can't wait to start my day, I am sharing my gifts with others...etc. "

Tapi hati-hati juga dengan kalimat manis diatas karena kita bisa terjebak di comfort zone dan tidak sadar kalau kita punya potensi. Ada satu kata yang sering dilupakan: "STRETCH". We want our success to evolve - to represent more of what we want to become. Untuk itu kita ingin stretch our zone. Dengan stretch we then make plans and take actions.

Takut gagal = gagal karena takut?

Katanya lebih banyak orang yg takut gagal daripada takut mati. Woow..kenapa ya? Kegagalan biasanya dikaitkan dengan ketidakmampuan seseorang memenuhi harapannya. Entah itu karir, bisnis, akademik atau relationship. Struktur masyarakat modern diciptakan dari konsep kompetisi. Survival for the fittest. Untuk survive, kamu harus berhasil. Kalau tidak kamu gagal dan mati. Begitulah kasarnya.

Orang yang takut gagal belum tentu orang bodoh. Namun ada mekanisme "self-sabotaging" yang ada dalam dirinya. Biasanya ini berkaitan dengan keinginan dia untuk tampil perfect. Menjadi idol yang dikagumi banyak orang. Sayangnya ia justru menjadi terbebani dengan standar perfection yang berlebihan.

Darimana asalnya?

Secara psikologis, orang yang takut sukses dan takut gagal memiliki isu sama di "willpower". Mungkin kedengarannya aneh, orang yang takut sukses willpower-nya kecil. Ia cenderung stagnant dan tidak men-challenge dirinya untuk melakukan hal-hal baru. Orang yang takut gagal justru willpower-nya besar. Tapi sayangnya ia menyalahgunakan willpower itu dengan men-sabotase dirinya sendiri. Ia bisa menyusun rencana untuk sebuah pekerjaan yang luar biasa, tapi tidak melakukan action apapun dan tiba2 perhatiannya beralih ke kegiatan yang lain.

Sekarang kita lihat belief atau pandangan apa saja yang membuat willpower tidak bisa teraktualisasikan dengan optimal.

Beliefs orang yang takut gagal

"Saya harus sempurna"
"Saya harus jadi nomor satu"
"Saya harus berhasil supaya orang-orang mengagumi saya"
"Kegagalan adalah akhir segalanya"
"Saya akan dihukum kalau saya gagal"
"Saya harus menjaga citra diri"
"Pandangan orang tentang saya harus selalu baik"

Beliefs orang yang takut sukses

"Kalau saya berubah nanti saya jadi orang lain"
"Saya menghindari tanggung jawab"
"Saya suka menunda pekerjaan"
"Saya merasa kurang berarti"
"Tidak mungkin!" , "Masa sih bisa?"
"Saya tidak tahu bagaimana melakukannya"
"Saya takut ketidakpastiaan"

Kalau kita telusuri lebih dalam, takut sukses dan takut gagal biasanya timbul karena adanya emotional atau sexual abuse di masa kecil. Core beliefnya adalah feeling unwanted. Sayangnya orang tua yang semestinya berperan positif dalam perkembangan si anak justru tanpa sadar melakukan abuse sehingga ketika beranjak dewasa si anak menjadi pribadi yang takut. Emosi si ibu pada saat mengandung tentunya juga membentuk karakter awal si anak. Lingkungan, termasuk teman2, juga berperan dalam pembangunan kejiwaan si anak. Environment affects gen.

Ciri-ciri di tubuh

Abuse ini bisa diamati dengan mudah di tubuh kita. Tubuh sebelah kiri menyimpan emotional abuse. Beberapa orang yang saya temui mengeluh tubuh sebelah kirinya pegal, lemah dan gampang sakit. Bisa ditebak, setelah ditelusuri mereka menyimpan memori emotional abuse pada saat kecil.

Tubuh sebelah kanan menyimpan sexual abuse. Gejalanya hampir mirip dengan emotional abuse. Terasa lemah, tapi juga bisa kaku dan terasa berat.

Kabar baiknya, kita bisa keluar dari kondisi terbatas ini asal punya willpower yang kuat. Terapi menfasilitasi perubahan, sementara diri sendirilah yang menjalankan perubahan itu. Willpower ini katanya menunggu untuk dibangkitkan. Bukan besok atau lusa tapi seperti orang bijak bilang, "Kalau tidak sekarang kapan lagi?"

Mengikis Kenegatifan

Diri kita diciptakan Tuhan dengan potensi kebaikan (nurani) dan keburukan (ego). Tugas kita yang kemudian dipandu oleh para nabi, orang-orang besar, dan para pemimpin yang baik adalah mengoptimalkan potensi kebaikan itu dan meminimalkan potensi keburukan. Memang mengikis kenegatifan bukan perkara mudah. Sulit malah. Ia menyangkut mengenali dan mengendalikan ego yang luar biasa cerdasnya.

Sulit, tapi harus dilakukan. Kenapa? Karena bila tidak, kesulitannya akan makin besar. Dan itu jelas membuat kita makin kecil saja di hadapan kenegatifan itu. Maka akan datang saatnya ketika potensi kebaikan kita sekarat. Maka di saat ini, kenekatan pun terjadi. Kita nekat untuk benar-benar berniat jadi negatif. Bila ini terjadi, perbedaan kita dengan iblis pun setipis hembusan nafas.

Sebelum itu terjadi, mengikis kenegatifan menjadi penting untuk dilakuan terus menerus. Maka lakukan langkah-langkah yang tepat dengan takaran yang cukup. Maka kenegatifan yang membelenggu kita seperti : malas, menunda, berbohong, merokok, berjudi, minuman keras, mencandu pornografi, narkotika, kemarahan, kesedihan berlebihan, kesombongan, korupsi, dan sebagainya akan terkikis.

Saya memilih lima langkah dalam hal ini:

1. Niat Teguh

Segala sesuatu dimulai dari niat bukan? Dan segala tindakan letak nilainya ada pada niatnya. Maka niatkanlah untuk terus mengikis kenegatifan diri. Saya buat rumus niat teguh sebagai berikut : Niat Teguh = Keinginan * Kesiapan untuk Belajar * Kesiapan hadapi masalah apapun.

Rumus niat teguh ini terdiri dari tiga hal tersebut. Dan dihubungkan dengan tanda perkalian, bukan penambahan. Maksudnya ketiga hal itu harus ada. Bila salah satu tak ada (nilainya nol), karena rumusnya dikali, maka nilai niatnya otomatis nol juga.

2. Keputusan Detail dan Jelas

Niat harus ditingkatkan jadi keputusan detail dan jelas. Tanpa ini, niat akan mengambang. Keputusan detail ini diantaranya:

· Kenegatifan apa yang akan dikikis?

· Akan lakukan perubahan drastis (sekaligus berubah) atau gradual (bertahap)?

· Daftar tindakan detail dan jelas.

· Orang-orang negatif mana yang akan kita tinggalkan?

· Situasi negatif mana yang menunjang terjadinya kenegatifan diri kita?

· Peralatan penunjang kenegatifan mana yang akan kita buang?

· Kapan semua hal itu akan dilakukan?

3. Melepas Kenikmatan Sekunder

Kenapa kita melakukan hal-hal negatif sampai hal-hal itu jadi kebiasaan? Karena kita merasakan adanya kenikmatan. Itulah kenikmatan sekunder. Secara primer kita tahu itu salah dan negatif. Tapi tindakan itu juga berikan kenikmatan. Nah, karena kenikmatan ini lah maka kita melakukannya. Maka sadari bahwa kenikmatan itu sekunder saja sifatnya. Artinya, ada kenikmatan primernya. Merokok itu nikmat. Bila niat telah teguh untuk berhenti merokok, maka mulailah tidak menginginkan kenikmatan sekundernya. Inginkan kenikmatan primer berhenti merokok. Rasakan kenikmatan ketika anda berhasil tak tergoda untuk merokok. Wuah, itu nikmat sekali lho… Kenikmatan yang berasal dari rasa kuasa atas diri anda sendiri.

4. Melakukan hal-hal positif

Tidak melakukan hal-hal negatif tidak cukup. Biasanya tidak tahan lama. Maka anda perlu lakukan hal-hal positif. Untuk menggantikan kekosongan yang ditinggalkan oleh hal-hal negatif. Beberapa waktu lalu, saya terlalu banyak nonton TV. Untuk mengikisnya, saya lakukan langkah-langkahnya. Saya berniat teguh. Saya buat keputusan detail dan jelas. Saya benci kenikmatan sekundernya. Dan saya gantikan waktu nonton TV untuk lakukan hal-hal positif. Main sepeda. Membaca. Tulis buku. Main sama anak-anak. Dan sebagainya.

Ini berkaitan dengan syaraf di otak kita. Sebuah pemutusan hubungan antara sel-sel syaraf akan permanen bila dibentuk hubungan baru. Perselingkuhan akan benar-benar berakhir, bila selingkuh itu diakhiri dan dibangun hubungan sehat dan penuh cinta dengan pasangan (suami/istri) sah kita. Bila hanya memutus perselingkuhan tanpa membangun hubungan sehat dan penuh cinta, maka akan terbentuk lagi hubungan selingkuh lagi. Apakah dengan selingkuhan yang lama atau dengan yang baru.

5. Lakukan hal-hal Produktif

Langkah ini penting agar perubahan dan kebaikan kita konsisten. Produktif beda dengan positif. Produktif pasti positif. Tapi positif belum tentu produktif. Tiap pagi saya antar anak-anak ke sekolah. Itu positif. Tapi tak produktif. Buat catatan di facebook positif. Produktifkah? Pasti. Maka prinsip ke lima ini penting. Kemajuan berasal dari kegiatan produktif. Tapi kegiatan produktif tak bisa kita lakukan bila kegiatan positifnya keteteran.